Arsip Blog

Y

Image

Author : Eun Ran Hae (http://www.facebook.com/Vha.chiee.hieeyuu _ Iva Nisfi Ramdhiani)

Title : Y

Genre : Romance, Complicated

Main Cast : Kim Ran Hae, Lee Donghae

Support Cast : Park Jungsoo, Kim Young Woon (Kangin), Kim Kibum, dan Kim Ryeowook.

 

 “Denyut jantungnya sudah tak ada.” seru seseorang berbaju putih dengan topi seperti perahu terbalik di kepalanya.

“Kita coba sekali lagi, ambil defibriator.” Seru orang yang menggunakan seragam hijau.

“Biar aku yang mengambilnya.” seru orang yang ada di sisi orang berseragam hijau dengan masker.

Orang berbaju putih namun tak menggunakan topi mirip perahu terbalik pun membuka lemari yang ada di pojok ruangan dengan suasana mencekam. Diserahkannya alat pengembali detak jantung pada namja berbaju hijau. Ia langsung menempelkan alat itu pada dada orang yang terbaring di bawah sorot lampu terang yang mengarah hanya padanya. Dug… sekali ditempelkan alat itu. Yeoja berbaju putih menggeleng menandakan belum ada perubahan. Namja berbaju hijau pun kembali menempelkan ke dada orang itu, kali ini ia melakukannya hingga dua kali. Dug.. dug.. yeoja berbaju putih kembali menggeleng dan menatap tegang. Namja berbaju hijau mulai terlihat berkeringat, mukanya yang sebagian besar tertutup masker tak bisa menyembunyikan sorotan putus asa. Tapi ditepisnya rasa itu dan mencobanya sekali lagi penuh keyakinan. Dug…

“Dokter!” panggil yeoja berbaju putih itu tegang.

Mata dokter itu membulat, segera ditatapnya layar monitor tak jauh yang terletak 1 meter di samping kanannya, “Miracle.” Serunya takjub.

Kedua orang yang ada di sampingnya mengangguk haru, “Ne.” Seru mereka bersamaan.

############################

            Tiga orang namja bertubuh tegap terlihat tertunduk lesu di ruangan bercat putih. Mereka mengelilingi seorang yeoja dengan alat pendeteksi denyut jantung di dadanya. Tut.. tut.. tuut.. alat itu berjalan seirama. Muka ketiga namja yang mulai lusuh dan bagian bawah mata yang mulai menghitam menandakan mereka seakan lupa memejamkan mata di saat sang rembulan tiba. Tubuh yeoja itu masih diam tak bereaksi.

“Ireona. Jebaaalll…” seru salah seorang namja yang duduk di sisi tempat tidur yeoja itu.

Dua orang namja lainnya tertunduk lesu. Hanya hembusan karbon dioksida yang sesekali mereka perlihatkan. “Ran…” seru namja di sisi tempat tidur yeoja itu dengan mata membulat.

            Kedua namja lainnya mendekat antusias. Dilihatnya tangan kanan yeoja itu bereaksi. Mata mereka berbinar. Sorotan optimis terpancar di kedua bola mata mereka, “Ran…”

            Mata yeoja itu mulai terbuka. Dilawannya cahaya yang menghalangi pandangannya. Kepalanya berputar hebat namun ia coba menguatkan diri melawan tamparan sinar itu. Saat bayang-bayang dihadapannya mulai terungkap jelas, matanya mulai berpendar.

“Eodiga?” tanyaku dengan suara lemah.

“Rumah sakit. Kau di rumah sakit, Ran.”

“Kang.. in op.. pa?” tanyaku terbata pada namja yang duduk di kursi.

Ia mengangguk, “Ne. Gwaenchana?”

Aku mengangguk lemah, “Ne.”

“Jeo ije eotteokhajyo, Ran?” Tanya mereka bersamaan.

“Emph?” tanyaku dengan raut kebingungan.

“Tak ingat kami ya? Benar-benar tak ingat?” Tanya salah satunya lesu.

“Mungkin benturan di kepalanya agak membuatnya lost memory.” Jelas namja lainnya.

Aku tersenyum lemah, “Aku bercanda, Kibum dan Ryeowook oppa.” Kataku sedikit menahan tawa.

“Ran.. neol….” Seru Kibum seraya menggigit bibir menahan butiran bening yang akan jatuh.

“Oppa, uljima.” Pintaku tersenyum ke mereka.

Ia mengangguk, “Ne. Kau membuatku takut, Ran.”

“Mianhae…..” kataku pelan.

“Ne.” Jawabnya mengusap kepalaku.

“Oppa, apa hanya perasaanku saja atau bagaimana ya? Entah mengapa aku merasa tak bisa merasakankan kedua kakiku. Eotteokhae?” tanyaku seraya menggigit bibir.

Air muka Ryeowook berubah, “Ye?”

“Kakiku oppa…” jawabku seraya mencoba membuka selimut yang menutupinya.

“Ran…” seru Kibum menyergap tanganku seakan mencegahku membuka selimut.

“Wae?” tanyaku.

“Anie.. Anie.. Beristirahatlah. Kau belum pulih total.”

“Aku hanya ingin melihat kakiku oppa.”

Aku memandangnya heran dan melepaskan tangannya. Kubuka selimut dan kulihat kedua kakiku yang berbalut perban. “Hemph.. Kenapa saat aku pukul tak terasa sakit ya, oppa?”

Kibum dan Ryeowook saling melepas pandangan, “Ran, lebih baik kau istirahat sekarang. Kesehatanmu belum pulih. Ayolah..” Kata Kibum tersenyum padaku.

“Oppa, aku bertanya kenapa tak ada satupun yang menjawab?” tanyaku mulai kesal.

“Ran-ah, ayo istirahat.” Seru Kangin seraya menepuk bantal di belakangku.

“Cepat katakan apa yang terjadi atau aku marah pada kalian semua.”

“Ran Hae-ah, istirahatlah dulu. Kondisimu masih lemah.” Kata Ryeowook.

“Oppa, sekali lagi aku bertanya. Apa yang terjadi?” dengusku kesal.

“Ran, mianhae. Sebenarnya… dokter mengatakan kau mungkin lumpuh. Tapi.. tapi.. itu baru kemungkinan. Jangan kau hiraukan! Kau pasti sembuh!” jawab Kangin coba meyakinkan.

“Mwo???” kataku shock. Mataku berputar hebat dan akhirnya gelap. Entah berapa lama aku tertidur. Saat aku bangun, aku tak melihat ketiga oppaku berada di sana. Kucoba bangkit walau dengan susah payah. Kubuka selimut yang menutupi kedua alat berjalanku, kupandangi mereka dengan penuh haru. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa aku benar-benar tak bisa berjalan lagi? Ah… Tuhan! Kucoba menguatkan diri dan perlahan-lahan kuturunkan kakiku dari tempat tidur. Dengan tekad bulat, kucoba mulai menapakkan kakiku ke lantai. Aku berpegangan pada sisi tempat tidur agar berat tubuhku tak seluruhnya tertumpu pada alat berjalanku. Dan… Aku berdiri! Betapa senangnya hatiku. Dengan senyum optimis, kucoba melangkah. Bruukkk… kraannnggg… aku tersungkur dan menabrak meja tempat makanku. Pecahan piring dan gelas berhamburan.

“Gwaenchana?” Tanya seseorang yang berhasil membuatku menengadah ke atas.

Aku terlonjak, “Nu.. nuguya?” tanyaku saat melihat orang yang ada di hadapanku.

“Kau terluka.” Katanya seraya memegang tanganku yang terkena pecahan gelas.

Aku hanya melihatnya heran, “Mwo? Mwohaeyo? Nuguya?”

“Nanti saja bertanyanya. Sekarang ayo aku obati.” Katanya membantuku bangkit menuju kasur.

            Ia memampahku ke kasur. Setelah menaruhku di sisi kasur dalam keadaan duduk, kemudian ia agak berjongkok untuk membersihkan pecahan gelas dan piring yang berserakan. Aku hanya memandangnya heran. ‘Nuguseyo?’ pertanyaan itu terus berputar di kepalaku. Setelah ia membereskan lantai, ia membersihkan lukaku dan membalutnya dengan kain kasa yang ada di kotak p3k dekat pintu masuk.

“Beres. Gwaenchana?” Tanyanya yang kini duduk di hadapanku seraya tersenyum.

“Ne. Gomapseumnida. Geureom, nuguseyo?” tanyaku sekali lagi.

“Ye? Ah, aku lupa. Hahahaa.. mianhae. Lee Donghae imnida.” Jawabnya.

“Kim Ran Hae imnida. Kau, teman oppadeulku?”

“Neol oppadeul? Anie.. Aku kebetulan lewat saat suara gaduh tadi terjadi. Aku refleks membuka pintu. Mian atas segala ketidaksopananku. Aku hanya ingin membantu. Mianhae. Jeongmal.”

“Ah.. anie. Gomapseumnida, Donghae-ssi.”

“Munjeeobseoyo.” Katanya merona.

“Kau pasien di sini juga?”

“Na? Anie. Aku ingin mengunjungi temanku yang sakit hari ini.”

“Temanmu di rawat di kamar yang mana?”

“Nan molla. Ia hanya memberi tahu lantai 3 namun tak memberi tahu nomornya. Karna itu tadi aku berkeliling dan tak sengaja mendengar kegaduhan di kamarmu.” jelasnya

Aku hanya mengangguk, “Gomapseumnida, Donghae-ssi. Tanpa bantuanmu aku tak tau apa yang terjadi padaku. Apalagi aku tak tau ketiga oppadeulku ada dimana.”

            Kami pun dalam sekejap langsung akrab. Aku bercerita tentang ketiga oppadeulku yang senantiasa menemani hari-hariku. Aku pun menceritakan kakiku yang kemungkinan lumpuh. Donghae adalah pendengar yang baik. Aku baru mengenalnya namun ia mau menemani dan mendengar ceritaku panjang lebar. Bahkan ia rela menunggu hingga oppadeulku kembali. Awalnya aku tak mengijinkannya karna ia juga harus menjenguk temannya, namun ia mengatakan bahwa ia sedang menunggu seorang temannya yang juga akan menjenguk.

2 jam berlalu. Oppadeulku kembali. Betapa herannya mereka saat masuk karna melihat namja asing sedang berbicara denganku. Aku pun mengerti apa yang mereka pikirkan, kuperkenalkan Donghae dan kuceritakan kejadian yang menimpaku barusan. Ketiga oppadeulku terkejut, mereka pun meminta maaf karna sudah meninggalkanku. Rupanya mereka sedang mengurus administrasi serta membeli obat untukku. Hari ini sebenarnya Ryeowook oppa lah yang bertugas menjagaku namun tiba-tiba ia mendapat panggilan dari kampusnya untuk segera melakukan bimbingan skripsi. Dia akhirnya memutuskan pergi sebentar namun saat perjalanan ke rumah sakit jalanan macet total. Hingga ia hanya bisa menunggu. Ia benar-benar merasa bersalah. Aku mengatakan padanya, ‘Gwaenchana, oppa.’ Namun ia terus mengutuki dirinya sendiri. Donghae pun pamit karna temannya sudah menunggu di lobi. Mereka merasa sangat berterima kasih pada Donghae karna jika tak ada Donghae, maka perasaan sangat bersalah akan makin menggelayuti mereka. Donghae pun berjanji akan menjenguk dan menemaniku lagi. Senyumku terkembang saat ia menyatakan hal itu. Akhirnya aku mendapat teman juga di rumah sakit ini.

            Apa yang Donghae janjikan, ia tepati. Hampir setiap hari ia menjengukku dan menemaniku. Oppadeulku pun akhirnya bisa kembali pada pekerjaannya atau kuliah ke kampus. Awalnya mereka tak mau. Tapi aku terus mendesaknya. Aku merasa tak enak karna mereka sudah cuti hampir 1 bulan ini. Lagipula sekarang mereka bisa bergantian menjagaku dengan Donghae. Karna selama seminggu ini Donghae sudah menemaniku dengan ketulusannya, akhirnya oppadeulku pun mempercayakanku padanya.

“Ran Hae-ah, bagaimana kalau kita jalan-jalan ke taman?”

“Jeongmal? Ne!” pekikku girang.

            Ia pun tersenyum dan menggendongku ke kursi roda. Deg. Jantungku berdegup saat ada didekapannya. Oh God! Ia mendorong kursi roda itu hingga sampai di sebuah taman belakang rumah sakit tempatku dirawat. Ia pun kembali menggendongku dari kursi roda agar aku bisa duduk di rumput. Aku hanya tersipu dengan segala tingkah polahnya.

“Joahae?” tanyanya padaku.

“Ne. Joa.” Pekikku girang.

Ia pun tersenyum, “Sejak kemarin aku ingin membawamu kemari. Namun aku butuh ijin Dokter Choi terlebih dahulu. Saat ia mengijinkan, aku sangat senang.” Katanya padaku.

“Mwo? Kau sampai menemui Dokter Choi Siwon dulu?”

Ia mengangguk, “Ne. Bukan hanya itu, tapi aku juga harus meminta ijin pada oppadeulmu. Aku takut mereka memarahiku saat tau aku membawa kabur dongsaeng kesayangan mereka.”

“Mwo? Hahhaa.. geureom?”

“Mereka mengijinkanku dengan syarat aku tak akan menyakiti atau membawamu terlalu jauh dari rumah sakit ini. Padahal sejujurnya aku ingin sekali membawa kabur dongsaeng mereka ini keluar dari rumah sakit yang telah mengurung senyumannya.” Jelasnya seraya menatapku lembut.

Jantungku kembali berdegup kencang, “Ah.. Donghae-ssi, gomawo.” Jawabku merona.

“Ah.. anie. Gwaenchana Ran Hae-ah.”

“Hae, ada yang mau aku tanyakan.”

“Ye?”

“Kenapa kau begitu baik padaku? Padahal awalnya aku tak mengenalmu?”

“Ne?”

“Kenapa kau begitu baik padaku? Padahal awalnya aku tak mengenalmu?” tanyaku lagi.

“Ah.. itu… emph.. itu.. yah.. karna… emph..” katanya seraya meremas tengkuk.

“Wae?”

Ia menggeser tubuhnya sedikit hingga kami saling berhadapan. Digenggamnya tanganku, “Ran…” katanya seraya menatapku dalam. Ia menyentuh pipiku dan kian mendekatkan mukanya ke mukaku. Seakan tau apa yang apa yang akan terjadi. Aku menutup mata. Darahku berdesir. Otot leherku menegang. Siklus pernafasanku kini bukan lagi tak beraturan tapi seperti tidak bisa menemukan dimana letak paru-paru terpasang! Donghae menciumku! Oh God! Waktu pun seakan berhenti untuk membiarkan kami menikmati moment itu.

“Saranghaeyo, Ran. Gonna be my girl? Aku jatuh cinta pada pandangan pertama denganmu. Aku tau ini terlalu cepat, tapi itulah yang terjadi. Jeongmal saranghaeyo. Jinjja…”

Pipiku merona namun kucoba menyembunyikannya dengan tertunduk, “Emph….”

“Gonna be my girl, Kim Ran Hae?” katanya meremas lembut tanganku.

“Ne…” jawabku pelan.

“Mwo? Aku tak mendengarnya.”

“Ne.” Jawabku lebih keras.

“Mwo?”

“Ish… menyebalkan! Lebih baik tak perlu kau dengar!” dengusku kesal.

            Donghae hanya tersenyum melihat tingkah polahku. Dan aku pura-pura memasang tampang masam di depannya. Padahal sejujurnya, degup jantungku seperti hendak melonjak dari tempatnya.

            Satu minggu berlalu. Perayaan ulang tahunku pun tiba. Ketiga oppaku dan Donghae memberiku pesta kecil di kamar yang hampir 2 bulan menbungkam segala aktivitasku.

“Saengil Chukkahamnida.. saengil chukkahamnida.. saranghaneun uri Ran.. saengil chukkahamnida. Horeeee…” kata mereka seraya bertepuk tangan.

“Ayoo tiup lilinnya.” Seru Ryeowook oppa.

“Ne.” kataku.

“Ya.. Ran Hae-ah, make a wish dulu.” Saran Kibum oppa.

            Aku pun mengangguk dan memejamkan mata. Setelah selesai mengucapkan keinginanku dalam hati, aku pun meniup lilin. Mereka semua bersorak. Neomu haengbokhae!

“Permisi sebentar.” Kata Kangin oppa seraya mengangkat handphonenya.

“Ne.” jawab kami bersamaan.

“Ran, apa yang paling kau inginkan di hari ultahmu ini?” Tanya Kibum oppa.

“Hemph. Tak ada. Bagiku, kalian semua adalah hadiah terbaik untukku.”

“Jinjjayo?” Tanya Kibum oppa.

“Ne.” jawabku mantap.

Kibum dan Ryeowook oppa memelukku bersamaan, “Kau memang dongsaeng kami terbaik. Kami sangat menyayangimu, Ran.” Kata mereka bersamaan.

“Walau kita sudah tak memiliki eomma dan appa, aku harap kita akan terus menjadi keluarga Kim yang bahagia.. yeongweonhi” pekik Kibum dengan senyum pembunuhnya.

Aku dan Ryeowook mengangguk, “Uri… Yeongwonhi!” pekik kami tak mau kalah.

            Kami pun saling berpelukan kembali. Aku bahagia memiliki oppadeul seperti mereka. Semenjak kematian orang tua kami karna kecelakaaan pesawat 6 tahun silam. Kami memang berusaha untuk hidup mandiri. Dari uang asuransi yang kami terima, kami mencoba memulai lembaran baru dengan membuka sebuah restoran makanan barat. Awalnya itu adalah restoran kecil namun kini, restoran kami sudah menjadi restoran besar bahkan kami sudah memiliki 8 cabang. Enam cabang di Korea dan dua lagi di China. Banyak orang yang tak percaya, kami hanya butuh 6 tahun untuk membuat restoran kami besar. Rahasianya adalah kami bekerja keras. Ryeowook oppa yang meracik semua menunya pada awalnya, karna diantara kami ia lah yang paling jago memasak. Aku pun merasa malu pada diriku sendiri. Aku seorang yeoja tapi kalah lihai darinya soal memasak.

“Aku sebaiknya keluar…” kata Donghae sambil melirik ke arah pintu.

            Kami menoleh. Aigooo.. kami lupa jika ada Donghae di sini. Kami pun segera melepaskan  pelukan kami. Dan saling menahan tawa.

“Gwaenchana Donghae-ssi. Mianhae.” Kata Kibum segera merangkul Donghae erat.

“Ah, anie. Apa aku tak mengganggu kalian?” Tanya Donghae lagi.

“Anie.. anie..” jawab Ryeowook tersenyum padanya.

“Mianhae, Donghae-ssi.” Kataku.

“Ran Hae-ah…” panggilnya.

“Ne?” jawabku.

“Aku ingin mengatakan sesuatu.”

“Ah, kalau begitu kami keluar dulu.” Kata Ryeowook oppa.

“Anie. Kalian di sini saja.” Pinta Donghae.

“Jinjja? Bukankah kau ingin bicara dengan Ran?” Tanya Ryeowook meyakinkan.

“Aku mau kalian pun mendengarnya.” jawab Donghae mantap.

“Ada apa, Hae? Mukamu tegang sekali?” tanyaku heran.

“Ah, anie. Emph… Ini sudah saatnya aku mengatakan hal ini padamu, Ran.”

“Ye?”

“Aku berbohong soal temanku yang dirawat di sini. Itu hanyalah alasanku untuk menemuimu.”

“Mwo? Wae?” tanyaku heran seraya menatap kedua oppaku yang juga mengiyitkan dahi.

“Sebenarnya..” ia terlihat ragu melanjutkan kata-katanya. “Sebenarnya.. Sebenarnya.. Aku….”

“Mwo?” Tanya Kibum oppa.

“Aku ingin mengatakannya saat kita pertama bertemu namun aku tak bisa, aku akan coba mengatakan apa yang sesungguhnya padamu. Sebenarnya…”

            Bruuukkk… Donghae tersungkur. Aku dan kedua oppadeulku terkejut. Ada apa ini? Apa yang terjadi? “Oppa!” pekikku pada namja yang barusan memukul Donghae.

            Donghae mencoba bangkit namun satu pukulan kembali dilayangkan. Bruuukkk.. kali ini mengenai pelipis kirinya. Dicengkramnya kerah baju Donghae, “Neol!” bruukkk…. Sekali lagi dipukulnya Donghae dan sekali lagi mengenai bibir kanannya. Kibum oppa mencoba melerai.

“Oppa! Geumanhae! Ya! Mwohaeyo?” kataku padanya.

“Kangin hyung, geuman.” Kata Kibum mencoba menariknya menjauh dari Donghae.

Ryeowook oppa membantu Donghae berdiri, “Gwaenchana?”

“Ne.” Katanya dengan nafas tersengal.

“Mwohae oppa? Wae?” dengusku kesal.

“Dia pantas mendapatkannya! Dasar brengsek! Pengecut! Namja macam apa kau! Nyalimu itu hanya sekecil lubang semut Lee Donghae! Kibum! Lepaskan! Kau akan menyesal jika tak melepaskan aku! LEPASKAN!”

“ANIE!” jawab Kibum dengan suara tinggi.

“Silahkan pukul aku, hyung. Aku bahkan mungkin pantas mendapat hal yang lebih buruk dari ini. Aku tau itu. Yeongseohae, Ran.”

“Apa maksudmu, Hae?” tanya Ryeowook.

“Tak perlu basa-basi Lee Donghae! Mengakulah cepat! Dasar namja tak tau diri! Kau namja paling pengecut yang pernah aku temui! BRENGSEK!” geram Kangin seraya kembali berontak.

“Ada apa sebenarnya? Ada apa, Hae? Kenapa Kangin oppa memukulmu?” tanyaku heran.

“Kau tak mau bicara Lee Donghae? Geurae, biar aku yang menjelaskan pada Ran! Ran, dengar ini. Dia.. namja yang kau anggap malaikat penolongmu ini tak lebih dari malaikat pencabut nyawamu! Dia, Ran! Dia ! Namja ini ! Dialah orang yang menabrakmu! Dia yang sebenarnya membuat kakimu lumpuh! Mengakulah Lee Donghae! CEPAT MENGAKU!” bentak Kangin.

Bagai petir yang turun tanpa kuduga. Aku hanya memandang Donghae dengan tatapan bingung, “Mwo? Ige mwoyeyo? Ah, arra.. Kangin oppa, kau pasti sedang mengerjaiku di hari ulang tahunku kan? Geumanhae. Ini tidak lucu sama sekali, oppa.” kataku dengan mata membulat.

“Aku tak bercanda, Ran. Coba kau tanyakan pada namja pengecut itu!” katanya gusar.

“Donghae-ssi? Katakan ini hanya permainan untuk mengerjaiku. Iya kan?” tanyaku penuh harap.

“Ran Hae-ah… Mianhae.” Jawabnya seraya tertunduk. Donghae melepas rangkulan Ryeowook dan berlutut, “Mianhae.. Jeongmal Mianhae.. Aku ingin mengatakannya dari awal tapi….” Kata-katanya tertahan dan mulai kulihat butiran bening mengalir di pipinya. Ia menunduk dalam dan melanjutkan kata-katanya, ”Yah benar kata oppamu! AKU HANYALAH SEORANG PENGECUT! Aku benar-benar takut, Ran. Pikiranku kacau. Aku benar-benar ketakutan! Ran, yeongseohae..”

“Ka! Atau mau aku hajar lagi? KA !” geram Kangin yang kembali berontak namun Kibum oppa masih memegangnya erat.

“Ran Hae-ah, yeongseohae. Jeongmal.. jebal..” pintanya padaku.

“Ka!” kataku perlahan seraya memalingkan mukaku darinya.

“Ran Hae-ah…”

Kangin pun kembali berontak dan berhasil lepas dari Kibum, kali ini Kibum tak mencegahnya karena ia mulai berfikir sama dengan Kangin. Dilayangkannya tatapan benci pada Donghae. Ia biarkan Kangin kembali mencengkram kerah baju Donghae. Ryeowook pun hanya diam dan tertunduk lesu. Bahkan ia mulai menangis melihat suasana yang semula riuh sorak sorai kini menjadi situasi mencekam.

“Ka! Lee Donghae! Apa kau tuli? Ppaliwaa…! Atau mau aku panggil keamanan? Atau bagaimana jika polisi saja? Sepertinya itu lebih cocok!” pekik Kangin oppa sambil memaksanya berdiri.

Namun Donghae bertahan, “Ran-ah, mianhae. Awalnya aku merasa bersalah dan kasian, namun lama-lama aku menyukaimu. Jeongmal! Yeongseohae..” katanya masih sembari berlutut.

“Ka! Aku tak mau mendengar lagi apapun yang kau katakan, Lee Donghae! Kojitmal! KA!!” teriakku seraya menutup kuping.

“Kau benar-benar tuli ya!” kata Kangin geram. Ia memaksa Donghae berdiri dan mulai menyeretnya keluar ruangan.

“Ran, aku mungkin pembohong dan brengsek namun aku benar-benar mencintaimu. Percayalah. JEONGMAAAL!” teriaknya.

“KOJITMAL! KA!!!” teriakku masih sembari menutup kuping.

Kangin berhasil membawanya keluar ruangan, dihempaskannya tubuh Donghae hingga membentur tembok, “Awas jika kau berani mengganggu Ran lagi! Tak akan aku ampuni kau!” dengusnya geram. Buukk.. Kangin menghempaskan pintu kamar itu. Kini pintu itu pun tertutup rapat. Bahkan pintu hati Ran pun mungkin tertutup rapat untuknya. Ia hanya bisa menyesali apa yang ia lakukan.

############################

            7 tahun kemudian….

“Annyeong Haseyo yeorobun. Leeteuk imnida. Kita berjumpa lagi di acara Leeteuk Show.”

Prok.. prok.. prok.. suara tepuk tangan penonton membahana di ruangan yang penuh dengan sorotan lampu itu.

“Geurae. Hari ini adalah hari yang sangat spesial. Dan tentunya hari ini kami akan menghadirkan bintang tamu yang tak kalah spesial. Biar aku berikan clue. Dia tampan, seorang dancer, rapper, komposer dan ia adalah salah satu personil Global’s Hallyu Star. Anda pasti tau. Beri tepuk tangan yang meriah untuk Super Junior’s Lee Donghae!” seru Leeteuk pada para penonton.

“Anyeoooonngg..” seru namja yang keluar dari backstage.

“Oppaa!! Kyaaaaa….” Teriak para E.L.F nama fans Super Junior

“Selamat datang, Donghae-ssi. Silahkan duduk. Wah, aku benar-benar terkejut saat mendengar dari kru jika kau bisa datang di tengah World Tourmu dengan member Super Junior.”

“Ne. Kami memang sedang sibuk dengan World Tour Super Show 5 kami.”

“Bisa kau ceritakan pada kami aktivitasmu saat ini.”

“Ne. Aku masih sibuk mengikuti Super Show 5 dengan member Super Junior yang lain. Hal ini mengharuskan kami beraktivitas di luar Korea bahkan kami juga mengadakan fanmeet. Sedang untuk aktivitas pribadi, aku baru menyelesaikan drama terbaruku bersama Yoon Seung Ah.”

“Ah, sibuk sekali sepertinya. Apa kau tak lelah dengan semua aktivitas yang padat itu?”

“Anie. Aku senang menjalani semua aktivitasku. Terutama saat aku dan member Super Junior pergi ke luar negeri. Melelahkan memang, namun saat kami melihat antusiasme fans kami, ELF, di berbagai Negara, rasa lelah yang hinggap itu segera sirna dan kami bisa tampil menghibur mereka dengan sangat baik. Gamsahamnida. Saranghaeyo elpeu.” Katanya berdiri membentuk lovesign.

“Huwaaahhhhh…! Lee Donghae! Saranghaeyo!” teriak ELF dan ELFish kian histeris.

“Wah.. Donghae-ssi, kau begitu luar biasa. Nah. Ini saatnya segmen ‘Do you know?’ Jadi, kami mendapat pertanyaan dari salah seorang fansmu yang mengirim lewat email. Ia bertanya mengenai lagu ‘Y’ yang kau ciptakan di 5jib. Seperti yang kita ketahui, Donghae adalah member Super Junior yang handal membuat lagu. Sudah beberapa lagu ia ciptakan sebagai kontribusinya untuk album Super Junior. Salah satu lagu tersebut adalah ‘Y’. Aku pun pernah mendengar lagu ‘Y’, liriknya yang begitu menyentuh diramu dengan harmonisasi nada yang baik semakin membuat lagu itu sungguh luar biasa menyentuh. Apa benar lagu itu berdasarkan pengalamanmu secara pribadi?”

(Silahkan putar lagu Super Junior – Y sebagai backsound.. *hanya saran author^^)

“Ne. Sudah lama aku menyembunyikannya. Kini aku ingin orang lain tau. Mungkin setelah aku ungkapkan yang sebenarnya kalian akan antipati padaku. Aku tau itu resikonya. Namun, aku tak mungkin memendam lebih lama rahasia yang suatu saat mungkin terbongkar juga. Kisah ini bermula dari kecelakaan yang terjadi 7 tahun silam, aku menabrak seorang yeoja pada saat hari ulang tahunku atau tepat 7 tahun hari ini. Hari itu, aku membuat pesta perayaan ulang tahun sekaligus pesta kelulusan dengan teman SMA-ku. Aku yang tak terbiasa minum dipaksa untuk meneguk segelas kecil minuman. Aku akhirnya menyerah karna teman-temanku terus memaksa. Aku mengira tak akan terjadi apa-apa karna aku hanya minum segelas kecil. Namun saat aku pulang dan mengemudikan sepeda motorku, alangkah kagetnya aku. Motorku oleng dan aku terpental beberapa meter. Aku beruntung karna tak ada luka satu pun di tubuhku. Namun aku.. aku menabrak seorang. Ia terkulai lemas penuh darah. Mataku berpendar, tak ada saksi mata di sana. Aku ingin melarikan diri, namun kuurungkan. Aku menguatkan diri dan mencoba menelfon ambulan, tapi aku tak memberitahukan identitasku. Begitu kudengar raungan ambulan, aku segera kabur. Aku memang pengecut! Setelah hari itu, aku mulai bersembunyi namun entah apa yang tiba-tiba mendorongku untuk menemui yeoja itu. Aku ke rumah sakit dan berkeliling mencari kamarnya. Agak sulit awalnya menemui yeoja itu. Hampir semua rumah sakit aku datangi. Hingga aku tiba di suatu rumah sakit dan saat mencari kamarnya aku menemukannya terjatuh di kamar tempatnya dirawat. Saat itu, aku membantunya membersihkan lukanya karna pecahan gelas. Tadinya aku ingin segera pamit namun ia memintaku menemaninya. Saat aku mendengar cerita kelumpuhan kakinya, aku yang awalnya bertekad bicara jujur berubah pengecut kembali. Namun aku berusaha menebus kesalahanku dengan menjaga dan merawatnya. Rasa bersalah yang menggelayuti semakin terasa saat aku jatuh cinta padanya. Aku tau hubungan kami mungkin tak bisa berhasil jika ia tau yang sesungguhnya. Akhirnya waktu yang kutakutkan itu pun tiba. Ia mengetahui kejadian itu dan mengusirku sebelum aku mengatakan jika aku mencintainya. Aku sadar jika tak pantas aku mencintai gadis baik sepertinya. Gadis baik hati yang telah aku rusak masa depannya. Betapa bodohnya aku ini. Mianhae. Aku memang pengecut!”

Hening. Studio tersebut tiba-tiba hening. “Donghae-ssi, ini adalah cerita yang sangat mengejutkan namun aku rasa kau tak sepengecut itu. Kau bicara dihadapan media massa yang mungkin akan memperburuk citramu namun kau tak peduli, untukmu semua popularitas ini tiada arti tanpa kata maaf dari yeoja itu. Kau tau tayangan ini ditonton jutaan masyarakat Korea bahkan mungkin jutaan pemirsa yang ada di luar negeri dengan live streaming. Donghae-ssi, ini tindakan paling kesatria yang pernah aku lihat. Aku kagum dan memberikan standing applause ini untukmu.” Kata Leeteuk berdiri dan bertepuk tangan. Para penonton pun mengikuti apa yang Leeteuk lakukan. Bahkan E.L.F yang hadir menangis karna haru. Mereka semakin mencintai idola mereka karna jiwa kesatrianya.

Donghae pun berdiri dan membungkuk agak lama, “Gamsahamnida.” Katanya haru.

“Ehem, ini hari ulang tahunmu, kan?”

“Ne.”

“Geurae. Sebagai hadiah, kami akan mendatangkan seseorang yang mungkin kau tunggu-tunggu selama ini. Mari kita sambut yeoja di cerita Donghae, Kim Ran. Hae”

Donghae terlonjak dari kursinya dengan mata membulat. Tulang gerak kepalanya berusaha menemukan sosok yeoja itu dan akhirnya yeoja dengan gaun pink selutut naik ke atas panggung. Donghae hanya bisa membeku. Bahkan saat yeoja itu ada di hadapannya.

“Annyeong. Ayo silahkan duduk, Ran-ssi.” Kata Leeteuk ramah.

“Gamsahamnida.”

“Yeorobeun, kami memang sengaja menyediakan surprise ini. Ran ini adalah teman kursus pianoku. Saat ia tau hari ini Donghae adalah bintang tamuku, ia menceritakan semua kejadian 7 tahun silam dan memintaku untuk membawanya ke atas panggung ini. Donghae-ssi, maafkan aku dan kru Leeteuk Show karena sebenarnya kami telah mengetahui tentang hal ini dan semenjak tadi kami sengaja membiarkan Ran mendengarkan apa yang kau katakan di backstage. Mianhae. Jeongmal. Nah Ran-ssi, kau sudah dengar apa yang Donghae katakan tadi?”

“Ne. Donghae bukan pengecut. Ia berusaha memberitahuku lewat surat yang ia tulis ini…” Aku mengacungkan surat itu dan menatap Donghae, “Kau menyelipkannya di lemari pakaianku, kan? Semua pengakuanmu itu sudah aku baca. Aku marah padamu. Kenapa harus menggunakan surat dan bukan bicara sendiri? Hae, aku sudah bisa berjalan lagi berkat seorang Dokter spesialis asal Amerika yang kebetulan datang ke Korea. Aku pun sudah memaafkanmu. Berhentilah menyalahkan dirimu karna aku juga salah, menyebrang tanpa melihat dulu. Mianhae dan saenggil chukhaeyo. Na.. niga neomu bogoshipo. ” kataku tertahan.

Donghae hanya diam dan menatapku dalam. “Mianhae. Aku benar-benar minta maaf atas semua kesalahanku. Aku mencoba mencarimu kemana-mana namun aku tak menemukanmu. Mianhae.”

“Ne, gwaenchana Donghae-ah. Dan ada satu hal yang ingin aku tanyakan padamu. Aku tau kau tak mengatakan hal yang jujur soal kecelakan itu tapi apa perasaanmu saat itu juga suatu kebohongan?”

“Itu…” ia menghentikan kata-katanya dan akhirnya berlutut dihadapanku. “Listen! Perasaanku itu adalah perasaan yang sesungguhnya. Aku tak pernah berbohong soal perasaan itu dan sekarang tolong dengar baik-baik. Kim Ran Hae, Will you marry me? Mendampingiku hingga nafas ini tak berhembus lagi? Will you marry me?”

“Mwo?” tanyaku terkejut.

“Dulu aku mungkin malaikat pencabut nyawa bagimu tapi sudikah kau mengijinkanku memperbaiki segalanya dan menjadikanku malaikat pelindungmu hingga nanti? Will you?”

            Aku pun segera memeluknya dan berkata, “I DO! I DO!!.” Jawabmu haru. Kalian pun saling berpelukan. Bagi Donghae ini adalah ulang tahun terbaik dalam hidupnya.

~ THE END ~

[One shoot] Wedding Dress

Author : Sintia

Title       : Wedding Dress

Tags       : Shin Hye mi(OC), Leeteuk, Siwon

Genre   : sad romance

NB          : ini FF yang terinsprasi dari lagu Wedding Dress(Taeyang), jadi maaf kalo ada beberapa alur yang mirip sama lagu itu…… ^^

Read the rest of this entry

Only U (part 2)

Author : astysilver404 (sebelumnya astyeunhae1015 , author ganti~^^)

Maincast : Lee Hyuk Jae aka Eunhyuk , Lee Donghae aka Donghae , Choi Siwon aka Siwon , Kim Sohyun , Han Hara and other.

Genre : Chapter, Romance , Complicated , Hurt

Ratings : Teen

NB : mian banyak typo , alur cerita gaje tapi tetap seru dibaca !!! maaf mimin nelat lagi publish yang selanjutnya*deepbow*

Happy Reading Guys !!

Read the rest of this entry

Dear My Family (chapter 3)

Author            :      Shin Ni Ran / Eun Ran Hae

Title                 :      [Three Shoot] Dear My Family chapter 3

Genre              :      Complicated, Romance, Family

Main Cast       :      Eun Ran Hae, Park Jung Soo, Kim Young Woon, Lee Hyuk Jae, Kim Ryeo Wook, Cho Kyuhyun, dan Lee Dong Hae

Support Cast   :      Kim Hee Chul, Hangeng, Kim Jong Woon, Shin Dong Hee, Lee Sungmin, Choi Si Won, dan Kim Ki Bum

Note                :      Silahkan persiapkan lagu Dear My Family – SM Town & Even If I Live Just One Day (ost.49 days) – Jo Hyun Jae. Lagu ini akan mendukung suasana FF. Kalau gak diputer juga gak apa2^^ ini hanya saran Author.. heheheheeee…

Read the rest of this entry

~[One shoot]~Marry You

Bagi yang belum menang , jangan khawatir !!!
biar belum menang , FF kalian tetap kami posting di WP SJ Fanfict IFC dan pastinya banyak readers yang akan membaca FF buatan kalian jadi jangan patah semangat untuk berkarya yah !!!!!

( peserta LIFC 5)

Title : Marry You

Author: Park Soo Rhin a.k.a Yorhin Aprillia

cast: Park Jung Soo a.k.a Leeteuk

Cho kyuhyun

Admin VIA (krna kdua adminy sma2 VIa)

Park soo rhin (saya sendiri)

Read the rest of this entry

~[One shoot]~Snow flower

Bagi yang belum menang , jangan khawatir !!!
biar belum menang , FF kalian tetap kami posting di WP SJ Fanfict IFC dan pastinya banyak readers yang akan membaca FF buatan kalian jadi jangan patah semangat untuk berkarya yah !!!!!

( peserta LIFC 4)

From : Ziska SheemYutz

Title : Snow flower

Read the rest of this entry

~[One shoot]~Because The Camera

Bagi yang belum menang , jangan khawatir !!!
biar belum menang , FF kalian tetap kami posting di WP SJ Fanfict IFC dan pastinya banyak readers yang akan membaca FF buatan kalian jadi jangan patah semangat untuk berkarya yah !!!!!

( peserta LIFC 3)

Title FF : Because The Camera (Ultah Park Jung Soo a.k.a Leeteuk)

Cast : Leeteuk and other cast

By : Safira Salsabila

Read the rest of this entry

~[One shoot]~Saengil Chukkhae

Bagi yang belum menang , jangan khawatir !!!
biar belum menang , FF kalian tetap kami posting di WP SJ Fanfict IFC dan pastinya banyak readers yang akan membaca FF buatan kalian jadi jangan patah semangat untuk berkarya yah !!!!!

( peserta LIFC 2)

Author : Regina Bella

Tittle    : Saengil Chukkhae

Genre  : Romance

Rating  : PG

Length  : One Shoot

Main Cast  : Park JungSoo a.k.a Leeteuk

                      Kim HyoRa

Support Cast : Super Junior Members

  Read the rest of this entry

~[One shoot]~My Lovely Day

FF ini adalah  pemenang lomba FF yang dibuat oleh LIFC ( Leeteuk Indonesia Fans Club) dalam memperingati Ultah Leeteuk yang ke 30 , semoga kalian suka ceritanya ^^
Happy reading guys !!

Juara 1 [Fan Fiction with Leeteuk]

by Leeteuk Indonesia Fans Club

 

Author   :  Shin Ni Ran

fb            :  Iva Nisfi Ramdhiani

Title       :  My Lovely Day

Genre    :  Complicated, Romance, Family

Main Cast : Park Jung Soo as Park Jung Soo (Leeteuk), Shin Ni Ran as Lee Ran Hae

SupportCast : Cho Kyuhyun as Cho Kyuhyun, Shin Min Ahas Shin Min Ah, Hyun Sun as ParkHyun Sun

Note : Silahkan persiapkan lagu Super Junior – Marry U. Lagu ini akan mendukung suasana FF. Kalau gak diputer juga gak apa2^^ ini hanya saran Author.. heheheheeee…

 

Read the rest of this entry

Dear My Family (chapter 2)

Author            :      Shin Ni Ran / Eun Ran Hae

Title                 :      [Three Shoot] Dear My Family chapter 2

Genre              :      Complicated, Romance, Family

Main Cast       :      Eun Ran Hae, Park Jung Soo, Kim Young Woon, Lee Hyuk Jae, Kim Ryeo Wook, Cho Kyuhyun, dan Lee Dong Hae

Support Cast   :      Kim Hee Chul, Hangeng, Kim Jong Woon, Shin Dong Hee, Lee Sungmin, Choi Si Won, dan Kim Ki Bum

Note                :      Silahkan persiapkan lagu Dear My Family – SM Town. Lagu ini akan mendukung suasana FF. Kalau gak diputer juga gak apa2^^ ini hanya saran Author.. heheheheeee…

Read the rest of this entry